Sempurna itu Nomor Dua  - Entri Jurnal #3

Sempurna itu Nomor Dua - Entri Jurnal #3

Masih tentang lagu Kata Mereka Ini Berlebihan karya Bernadya. Tapi kali ini kaitannya dengan marketing. Saat kita ngelakuin aktivitas marketing dan branding, kita cenderung ingin menampilkan hal-hal sempurna. Hal-hal terbaik.
 
Kita ingin menunjukkan seberapa hebat kita, produk kita, atau layanan kita. Kita sampaikan semua fiturnya. Keunggulannya. Faktornya pembedanya. Keunikan-keunikannya.
 
Namun, kadang orang belum yakin dan tidak jadi membeli produk atau jasa kita. Orang tak percaya. Jadinya, belum konversi.
 
Sebab:

Ingin sempurna di matamu
Hanya itu yang aku mau
Namun, tampaknya sempurna tak cukup
Bila ternyata aku bukan yang kau perlu

Ya, bukan kita yang diperlu. Pemasaran itu tentang menyajikan solusi atas kebutuhan atau pain point seseorang. Jika kita sajikan solusi yang pas, orang akan mulai memperhatikan. Bila akhirnya mereka yakin, kita bisa dipilih. Sebab, kita diperlukan. Dibutuhkan. Kita jadi jawaban.
 
Yupz, relevan lebih penting daripada sempurna.

Kata Orang Ini Berlebihan - Entri Jurnal #2

Kata Orang Ini Berlebihan - Entri Jurnal #2

Sedang suka mendengar lagu sejuta umat, yang berjudul "kata orang ini berlebihan".

Salah satu lariknya bilang:

Kubaca sampai tuntas semua buku yang paling kau suka
Mungkin suatu saat kau anggapku cerdas
Tak kuhiraukan kata mereka ini berlebihan
Untukmu, apa pun akan kulakukan

Bener banget lagi larik ini. Bila sudah suka atau sangat mencintai sesuatu atau seseorang, ada kecenderungan beberapa orang untuk ugal-ugalan. Mencinta dengan mati-matian. Itulah ciri khas beberapa orang "pendiam".

Apa pun dilakukan demi sang terkasih.

11.000 kilometer kutempuh sendirian
Bawa pelukku yang ternyata tak kau rindukan
36.000 kaki di atas laut kutahan
Kau tahu benar kutakut ketinggian

Kita akan halalkan segalanya. Ada yang bahkan berkendara jauh. Ada yang menjual semua barang berharganya demi membeli tiket untuk bertemu seseorang. Ada yang tiba-tiba jadi pemberani. Cinta memang seajaib itu.

Namun, semua itu akan sia-sia bila upaya kita tak berjumpa usaha serupa. Bila ternyata bukan kita yang diharap.

Ingin sempurna di matamu
Hanya itu yang aku mau
Namun, tampaknya sempurna tak cukup
Bila ternyata aku bukan yang kau perlu

Dari lirik ini saya belajar bahwa berupaya mencintai harus tahu kadar. Bila ternyata bukan kita yang ditunggu, bukan kita yang diperlu, sudah waktunya kita berlalu. Sebab, hanya akan membuang waktu.

(#2 - 28/09/2024)



Paksa Saja Sampai Bisa - Entri Jurnal #1

Paksa Saja Sampai Bisa - Entri Jurnal #1

Kata seseorang beberapa waktu lalu. Terasa keras dan kasar. Tapi begitulah kenyataannya bila kita ingin menguasai bidang-bidang tertentu. 

Pertama, kita tetapkan apa yang kita mau (sasaran). Harus betul-betul fokus untuk melakukan dan membiasakannya. 

Kedua, paksa lakukan dengan cara apa pun. Berat awalnya memang. Sebab, badan dan otak belum terbiasa. Lama-lama, jaringan otak dan otot akan terbentuk untuk mengakomodasi kebiasaan itu. Akhirnya, jadi lebih mudah dan otomatis. 

Ketiga, lama-lama kita pun akan menikmatinya. Pelan dan perlahan. 

Caranya, konsisten dengan langkah kecil. Sederhananya: consistent small step atau atomic habit.

Contohnya: Nulis ini (#1 - 27/09/24)