“Kubuka album biru, penuh debu, dan usang” lantunku penuh sendu. “Kupandangi semua gambar diri. Kecil bersih, belum ternoda” lanjutku kemudian. Tidak ada nada yang mengiringi. Hanya suaraku. Seadanya. Cempreng, kata istriku tanpa basa-basi pada suatu waktu. Semua terdiam. Bukan karena terhanyut tentu. Semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Menatap layar setiap waktu. Mengganti satu kata dengan satu kata lain, lalu merangkainya menjadi kalimat. Dan kalimat itu berbaris menjadi angka transferan setiap bulan.
Aku bahkan ragu apakah mereka sebenarnya mendengarku menyanyi atau tidak.