Apa sebenarnya yang dialami Romi?
Sebagian besar psikolog menyebutkan fenomena
ini sebagai self-criticism atau mengkritik diri sendiri. Dengan mengkritik diri
sendiri, kita merasa bisa meningkatkan kemampuan. Atau setidaknya sebagai
sarana antisipasi, sebelum orang lain mengkritik, kita kritik diri kita sendiri
dulu. Kita cari semua kekurangan dan kelemahan kita. Kita jabarkan sedemikian rupa. Kita punya
ensiklopedi kekurangan dan kelemahan.
Apakah hasilnya kita
jadi lebih baik?
Mengkritik diri sendiri bukan membuat kita bangkit. Malah sebaliknya.
Kita jadi terpuruk. Seorang psikolog klinis Amerika, Lisa Firestone, Ph.D pun menyebut beberapa studi yang menegaskan
bahwa kritik diri mengganggu kemampuan kita
mencapai target yang sudah ditetapkan. Bukannya membuat kita bergerak maju,
kritik diri malah jadi penghambat. Kita malah terkekang, tapi tidak kita
sadari.
Lisa bahkan
menyebut bahwa kritik diri adalah prediktor kuat munculnya
depresi. Sederhananya, orang yang sering mengkritik diri sendiri cenderung akan
mengalami depresi.
Duh berat
betul.
Lantas, solusinya
apa?
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Subscribe to:
Post Comments (Atom)