Belajar Ilmu Customer Service dan Marketing dari Promotor Hape Lulusan SMA

Kejarlah ilmu sampai ke negeri China, kata pepatah. Saya pun mencoba mempraktikkan itu. Walau kali ini saya belajarnya dari CS dan marketing hape.
 
Ceritanya: pada tanggal 8 Oktober 2024, saya mengajak Ndaru beli hape untuk kebutuhan kantor. Awalnya, hape yang mau kami beli adalah Infinix Note 40.
 
Dari semua toko hape di Malang, Ivancell menawarkan harga paling ramah di kantong. Salah satu toko hape besar di sebelahnya misalnya menawarkan harga 2.400k. Di marketplace online, mereka tawarkan seharga 2.300k. 

Rupanya di tengah persaingan sengit itu, IvanCell menggunakan strategi pricing.

Apa itu? Strategi mengotak-atik harga agar paling bersaing. Atau customer merasa bahwa toko ini memberikan harga yang paling bersaing. Harga yang mereka tawarkan hanya 2.200k.

 
Berangkatlah kami ke Ivan Cell sekira jam 2. Seorang lelaki muda berumur sekitar 20 tahunan dan berbaju warna hitam menyambut kami. Perawakannya kurus dan berkacamata pula. Karena versi infinix 40 yang mau kami beli tidak ada, kami ditawari hape yang sama tetapi versi BMW. Kami pun sejenak memikirkan dan melakukan riset cepat di google.
 
Setelah bertanya tujuan hape yang akan kami gunakan, ia sarankanlah hape Samsung M15. Ia jelaskan semua fitur dan keunggulan hape ini. Product knowledge-nya tidak kaleng-kaleng.

Setelah kami putuskan untuk beli Samsung M15 ini, kami diminta ke lantai atas untuk melakukan unboxing. Kami melalui beberapa prosedur unboxing atau pemeriksaan fungsional, sesuai SOP yang ditetapkan.
 
Di situlah kami mengobrol. Bila dirangkum: kira-kira ia sudah bekerja 3 tahun dengan berbagai pengalaman di pekerjaan sebelumnya. Ia sebenarnya promotor untuk produk Apple. Artinya, tanggung jawab utamanya ya menjual produk Apple.
 
Hebatnya, ia tetap melayani penjualan hape lain bila ada pelanggan yang bertanya tentang produk lain tersebut. Ia tak memaksa pelanggan membeli hape yang ia promotori. Bila dipaksa, takut pelanggan tersebut tidak nyaman dan akhirnya beralih ke lain hati, eh toko maksudnya. Masuk akal. Ilmu customer service-nya boleh juga.
 
Lalu kami tanya soal target. Ia bilang targetnya adalah menjual 70 unit hape atau aksesori. Bila hanya mencapai 50%, sanksinya beragam. Bisa pindah toko atau bahkan tidak berlanjut bila ternyata tidak melakukan perbaikan. Wow
 
Lalu, apakah tindakannya menjual produk Samsung itu tidak dipertimbangkan?
 
Tetap dipertimbangkan, katanya sambil tersenyum.
 
Ia pun bercerita tentang seminggu sekali harus mengikuti pelatihan untuk meng-upgrade ilmu dan skill-nya. Ia bercerita product knowledge yang harus ia serap setiap minggu, lalu juga belajar tentang teknik cross-selling dan up-selling.
 
Saya lalu bercerita tentang betapa hebatnya Ivan Cell konsisten melakukan live IG. Padahal, penontonnya kadang hanya 1. Ia lalu menyahut baru tadi selesai melakukan Live. Ia melakukan aktivitas marketing dan direct sales juga.
 
Di akhir waktu setelah selesai obrolan itu, ia bertanya apakah saya sudah mengikuti instagram toko? Ya sudah, jawab saya.
 
Lalu ia lanjut dengan meminta tolong agar membantunya. Caranya, mereview toko tersebut di Google. Nanti saja mas ya.
 
Baik Pak, jawabnya.
 
Wow, ia meminta physical evidence pula. Lalu kami dimintai tolong untuk difoto untuk keperluan media sosial. Ilmu marketing-nya juga jalan.
 
Kok bisa se-multi-tasking dan sekomplit itu ya?
 
 


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »