Berikut adalah puisi yang ditulis oleh Mary
Elizabeth Frye.
Do not stand at my grave and weep
I am not there. I do not sleep. I am a thousand winds that blow. I am the diamond glints on snow. I am the sunlight on ripened grain. I am the gentle autumn rain. When you awaken in the morning's hush I am the swift uplifting rush Of quiet birds in circled flight. I am the soft stars that shine at night. Do not stand at my grave and cry; I am not there. I did not die. |
Jangan berdiri di sisi pusaraku dan menangis
Aku tidak di sana. Aku tidak tertidur. Aku ribuan angin yang berhembus. Aku kilauan kristal di atas salju. Aku sinar mentari di gandum yang menguning. Aku tetes hujan di musim gugur yang lembut. Ketika terbangun pada pagi yang sunyi, Aku burung-burung tenang yang beterbangan
Mengitar dalam ketergesaan.
Aku bintang lembut yang bercahaya saat malam. Jangan berdiri di sisi pusaraku dan menangis; Aku tidak di sana. Aku tidak mati. |
Selain puisi yang ditulis secara sangat
mendalam tentang kematian oleh Maulana Rumi (cek di
sini), ada satu puisi lagi dengan isi yang mirip. Bedanya, puisi di
atas lebih sederhana.
Teks bahasa Inggris yang digunakan sederhana.
Tak ada kata-kata yang terlalu metaforis. Tetapi begitu indah. Puisi ini sangat
sempurna. Dalam versi bahasa Inggris, rima yang digunakan adalah AA, BB, CC,
DD, EE, dan FF dengan bentuk yang sempurna. Bacaan huruf akhirnya sempurna.
Mungkin itu juga yang membedakan dengan puisi “When I die” yang ditulis Maulana
Rumi dalam bahasa Persia, lalu diterjemahkan menjadi bahasa Inggris itu.
Penulisnya sendiri adalah seorang ibu rumah
tangga dan juga florist, Mary
Elizabeth Frye. Konon puisi yang awalnya tidak memiliki judul ini terinspirasi oleh
Margaret Schwarzkopf. Margaret tinggal bersama Elizabeth, dan saat itu tidak
bisa menyambangi ibunya yang sekarat di Jerman selama masa kamp Nazi.
Puisi ini awalnya tidak dikenali penulisnya
sebelum akhirnya pada tahun 1990-an diakui oleh Mary. Perlu sembilan tahun untuk
mengonfirmasi bahwa puisi ini benar-benar ditulis oleh Mary. Penelitinya tak
lain adalah Abigail Van Buren. Itulah sekilas info dari Wikipedia.
Banyak yang merasa terbantu menyembuhkan diri
usai melewai masa-masa sulit ditinggalkan oleh orang-orang terkasih. Puisi ini
meskipun ditulis sudah beberapa puluh tahun lalu, tepatnya pada tahun 1930-an,
tetap relevan hingga kini. Mungkin karena kematian adalah kejadian universal.
Dan rasa sakit yang tersisa juga universal.
Pesan yang ingin
disampaikan puisi Do not stand at my grave and weep adalah tidak usahlah kita
terlalu dalam menangisi kematian seseorang. Sebab, dia tidak mati. Dia hanya
pindah tempat.