Menjadi yang terbaik adalah mimpi semua orang.
Siapa pun pasti menginginkan menjadi yang terbaik. Apa pun jalan yang dia
rintis. Jalur yang dia tempuh. Profesi yang dia jalani.
Namun, ada yang keliru menafsirkan “menjadi
yang terbaik” ini. Ada yang menganggap bahwa menjadi yang terbaik adalah
menjadi yang teratas. Menjadi presiden. Menjadi ketua. Tidak salah memang. Tapi
kalo semua ingin menjadi presiden, lalu siapa yang menjadi warga negaranya.
Nah, puisi berikut mengajarkan kita untuk
tetap menjadi yang terbaik apa pun adanya kita. Apa pun profesi kita saat ini.
Bagaimana pun kondisi kita saat ini.
Kita simak berikut puisinya.
Be
the Best of Whatever You Are
By :
Douglas Malloch
|
Jadilah
Diri Sendiri Yang Terbaik
Oleh: Anonim
|
If you can't be a pine on the top of the hill,
Be a scrub in the valley — but be
The best little scrub by the side of the rill;
Be a bush if you can't be a tree.
|
Jika kau tak dapat menjadi pohon meranti di
puncak bukit
jadilah semak belukar di lembah,
Jadilah semak belukar yang teranggun di
sisi bukit
Kalau bukan rumput, semak belukar pun jadilah
|
If you can't be a bush be a bit of the grass,
And some highway happier make;
If you can't be a muskie then just be a bass —
But the liveliest bass in the lake!
|
Jika kau tak boleh menjadi rimbun, jadilah rumput
dan hiasilah jalan dimana-mana
Jika kau tak dapat menjadi ikan mas, jadilah ikan
sepat
tapi jadilah ikan sepat di dalam paya
|
We can't all be captains, we've got to be crew,
There's something for all of us here,
There's big work to do, and there's lesser to do,
And the task you must do is the near.
|
Tidak semua dapat menjadi nahkoda,
lainnya harus menjadi awak kapal dan penumpang
Pasti ada sesuatu untuk semua
Karena ada tugas berat, ada tugas ringan
Diantaranya dibuat yang lebih berdekatan
|
If you can't be a highway then just be a trail,
If you can't be the sun be a star;
It isn't by size that you win or you fail —
Be the best of whatever you are!
|
Jika kau tak dapat menjadi bulan, jadilah bintang
Jika kau tak dapat menjadi jagung, jadilah
kedelai
Bukan dinilai kau kalah ataupun menang
Jadilah dirimu sendiri yang terbaik”
|
Saya awalnya membaca versi bahasa
Indonesianya. Nah, dari hasil pembacaan itu, saya kira Douglas bukan seorang penyair.
Tapi penulis. Atau mungkin motivator. Mungkin juga seorang intelektual.
Setelah membaca versi bahasa Inggrisnya, saya
agak kaget. Ternyata puisi bahasa Inggrisnya bagus. Dan ritmik. Ada empat bait/stanza,
yang masing-masing terdiri dari empat baris. Masing-masing bait menggunakan
rima ABAB, yang tergolong ketat. Mirip puisi-puisi Robert Frost dan Emily Dickinson.
Karena kepo, saya akhirnya mencari juga biografi
singkatnya di situs web hampir tahu segala, Wikipedia. Ternyata, dia kelahiran
1877. Pantas saja puisinya ritmis, dengan rima yang termasuk ketat. Selain itu,
dia juga menulis sekitar tujuh buku puisi sepanjang hidupnya (info lengkapnya
di sini nih).
Sumber foto: reargha.wordpress.com/2014/01/14/edellweiss/ |
Intinya, yang ingin dia sampaikan adalah kita
mungkin tidak bisa menjadi seperti yang kita inginkan. Ada yang bercita-cita jadi
professor, tetapi berakhir jadi guru SMP. Ada yang bermimpi menjadi wartawan,
ternyata menjadi ibu rumah tangga. Ada yang ingin menjadi petani, tetapi
berakhir menjadi penerjemah (kalo ini saya hehe).
Nah, meskipun kita gagal meraih cita-cita itu,
jadilah yang terbaik dalam bidang yang kita geluti sekarang. Menjadi yang terbaik
dalam profesi yang kita tekuni sekarang. Nggak usah membayang-bayangkan jadi
yang lain. Jadilah apa adanya kita yang terbaik. Yang maksimal. Begitu kira-kira pesan moralnya.
Puisi ini cocok
dibacakan pas acara wisuda, acara ulang tahun, atau acara perpisahan. Kecuali
satu, yaitu acara kematian. Saya sendiri mengenal puisi ini saat hendak
membacakan puisi untuk anak KKN Universitas Brawijaya.
Puisi Douglas di atas
kemudian disadur oleh pujangga Indonesia kenamaan, yaitu Taufik Ismail.
Sayangnya, Mbah Taufik dikira melakukan plagiasi.
Nah, kita simak puisi
berikut dari Mbah Taufik.
Kerendahan Hati
Oleh: Taufik Ismail
Kalau engkau tak mampu menjadi
beringin
yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang
baik,
yang tumbuh di tepi danau
Kalau kamu tak sanggup menjadi
belukar,
Jadilah saja rumput, tetapi rumput
yang
memperkuat tanggul pinggiran jalan
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan
raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air
Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya….
Bukan besar kecilnya tugas yang
menjadikan tinggi
rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu….
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri
Mirip sih puisinya,
maknanya juga mirip-mirip. Meskipun judulnya agak berbeda. Saduran yang saya sandingkan dengan puisi bahasa Inggris itu juga tak kalah bagusnya. Saya kira itu bukan saduran, tapi karangan. Istimewa.
Terlepas dari
semuanya, satu puisi bahasa Inggris dan dua puisi berbahasa Indonesia di atas
hendak mengajak kita. Mengajak saya dan Anda. Kita bisa jadi tidak menjadi sesuai
cita-cita. Tak mengapa. Yang perlu kita lakukan adalah menerima, bersyukur,
lantas berusaha keras menjadi apa adanya kita yang terbaik.
Mario Teguh sekali
bukan?
4 comments
commentsGG
ReplyKeren
ReplyAan ganteng bgt
ReplyAan Ketua kelas paling baik
Reply