Cara Menumbuhkan Benih Baik di Dalam Diri, #1

 "Tak ada yang baru saja merintis sudah langsung besar" ujar Sunar pada suatu sore yang cerah saat menanggapi keponakannya yang ingin menjadi artis. "Kamu harus mulai belajar akting dulu jika kamu ingin menjadi pemain film. Harus belajar mengenal nada dulu sebelum jadi penyanyi sukses."

Saya pun manggut-manggut mendengar ucapan itu.

Pada satu momen lain, saya mendengar ucapan senada. Bahkan pohon besar itu berawal dari benih. Ada kalanya benih itu tumbuh begitu saja. Ada kalanya benih itu tumbuh dengan campur tangan manusia. Setiap benih punya takdirnya masing-masing. Yang jelas, keduanya sama-sama butuh waktu agar bisa tumbuh besar.

Ingatan saya lalu mengarah ke suatu puisi yang ditulis Kate L. Brown.

Puisi THE LITTLE PLANT karya KATE L. BROWN

In the heart of a seed,
Buried deep, so deep,
A dear little plant
Lay fast asleep!
Di jantung sebuah benih,
Terkubur dalam, begitu dalam,
Terdapat tanaman kecil imut
Tertidur pulas dalam sekejap


“Wake!” said the sunshine,
“And creep to the light!”
“Wake!” said the voice
Of the raindrop bright.
“Bangun!” ujar sinar mentari,
“Dan merayaplah menyambut cahaya!”
“Bangun!” kata suara
tetes hujan yang jernih.


The little plant heard
And it rose to see
What the wonderful
Outside world might be.
Lalu terdengar oleh si tanaman kecil itu
Ia pun bergegas untuk melihat
Seberapa menawankah
Dunia di luar sana.

Arti puisi

Dari puisi di atas, kita sadar bahwa setiap pohon besar berawal dari benih kecil. Benih kecil itu menyimpan "tanaman kecil imut" yang masih tertidur pulas. Masih belum terbangun dan berada di zona nyaman. Masih tersembunyi. Benih itu lalu dipanggil-panggil oleh cahaya matahari agar ia mau menyongsong cahaya. Tak ketingggalan, si tetes hujan nan jernih berbisik lirih dan memberikan semangat pada sang benih.

Si tanaman kecil dalam biji itu pun menyambut panggilan dari matahari dan tetesan hujan. Ia penasaran ingin melihat seberapa baguskah dunia di luar sana. Ia ingin membuktikan rasa penasaran. Ia ingin tahu benarkah apa kata orang bahwa dunia di luar sana indah dan menawan.

Beberapa kesimpulan:

Bila diperas, ada beberapa kesimpulan yang bisa kita petik dari puisi di atas.
  1. Untuk menjadi pohon besar yang berguna, diperlukan benih yang memiliki "tanaman di dalam dirinya" alias potensi untuk tumbuh.
  2. Butuh juga tanah yang subur, matahari yang memanggil, dan tetesan air hujan yang berbisik sambil mengajak. Kita bisa menganggapnya sebagai lingkungan. Lingkungan yang positif sangat penting agar benih bisa tumbuh.
  3. Benih tersebut harus mengikuti panggilan itu dan keluar dari zona nyaman. Benih tersebut harus mau bergegas dan mengikuti rasa penasaran. Dunia luar mungkin tak seindah yang ia bayangkan. Namun, bagaimana ia bisa tahu bila tak pernah mencoba.
  4. Lingkungan hanya membantunya, bukan menjadi faktor utama bagi keberhasilan si benih untuk tumbuh besar dan berguna bagi seluruh ekosistem hutan. Faktor utamanya adalah memaksimalkan potensi dengan daya dukung lingkungan tersebut.
Bagi saya, puisi ini mengajari kita tentang pendidikan dan tentang pola asuh alias parenting. Tugas kita sebagai pendidik dan orang tua adalah menyediakan lingkungan yang suportif. Itu saja. Bila terlalu banyak intervensi, bisa jadi tanaman di dalam benih tersebut tak tumbuh sesuai potensinya. 

Memang sih. Kata-kata mutiara lebih mudah dikatakan tetapi kadang begitu sulit dijalankan. Namun, sepertinya layak kita coba.