Pengulangan #3: Otak pun Butuh Jeda

“Repetition is the first principle of all learning” kata R.F. Bruner dalam salah satu artikel di jurnal terkenal Psychology, yang terbit pada tahun 2000. Terjemahannya: pengulangan adalah prinsip pertama dari semua proses pembelajaran.

Dari kutipan ini tersirat bahwa pembelajaran memiliki banyak prinsip, dan setiap pembelajaran punya prinsipnya masing-masing. Dari semua proses pembelajaran yang dilakukan siapa pun, kunci dan prinsip utamanya adalah pengulangan. Ya, pengulangan.

Entah mengapa konsep ini membawa saya pada masa-masa kuliah S2. Saat kuliah S2, kami terus-menerus dijejali dua prinsip utama pembelajaran dan pengajaran, yaitu “student-centered” dan “jangan spoon feeding.” 

Setiap kali kami praktik mengajar dan meleset dari dua prinsip dasar ini, dosen kami Pak Masduki selalu menegur. Ingat “jangan spoon feeding ya.” Saat salah satu teman terlalu banyak bicara pada saat praktik micro-teaching, diingatkan oleh beliau lagi dan lagi “student-centered ya, jangan spoon feeding.” Jadi, bila saya ditanya sekarang apa yang saya dapat dari kuliah S2 di UMM, ya “student centered dan jangan spoon feeding.” Kalimat ini terngiang-ngiang meskipun hampir dua tahun lalu saya lulus dari S2 UMM.

Unik juga. Sebab, pengulangan pernah dicela habis-habisan karena dianggap bagian dari teori behaviorisme. Ringkasnya, teori behaviorisme ini dikritik karena seakan memposisikan manusia sebagai objek mekanistik, yang diminta mengulang-ulang hal-hal yang kadang tidak diketahuinya. Akhirnya, manusia hanya sampai pada kemampuan berpikir tingkat rendah. Contohnya? Ya, hafalan.


Ternyata, beberapa waktu kemudian, para peneliti dan tokoh pendidikan kembali beralih ke prinsip ini. Mirip dengan yang disampaikan RF Bruner di atas. Namun, pengulangan seperti apa sebenarnya yang efektif untuk pembelajaran modern saat ini?

Semua pakar berbeda istilah, teknik, dan pendekatan tentang pengulangan dan pembelajaran. Sebagaimana disebutkan di Wikipedia, beberapa menyebutnya spaced repetition, spaced rehearsal, expanding rehearsal, graduated intervals, repetition spacing, repetition scheduling, spaced retrieval, dan expanded retrieval.

Meskipun berbeda-beda nama, ada dua unsur penting dalam konsep ini, yaitu pengulangan dan jeda. Pengulangan itu penting, tetapi harus ada jeda atau jarak antara satu pengulangan dan pengulangan lain. Agar tidak bosan? Bukan. Namun, agar otak punya waktu untuk mencerna dan memasukkannya ke dalam memori jangka panjang.

Beberapa orang bahkan menciptakan perangkat lunak atau sistem pembelajaran tertentu agar orang lebih mudah menjadwalkan jarak antara satu pengulangan dan pengulangan lain.

Dalam pembelajaran, pengulangan, jarak, dan jeda itu sangat penting agar pelajaran yang kita petik bisa bertahan lama di otak.

Otak pun butuh jeda, apalagi hubungan asmara, #eh