Kentut itu Harum bila Orangnya Engkau Suka

Ustadz saya di kampung pernah menyampaikan cerita unik setelah sholat isya.
 
Pada suatu hari, seorang suami diizinkan oleh istri pertamanya untuk menikah lagi. Si suami pun girang bukan kepalang.
 
Bukan tanpa syarat tentunya. Si istri meminta agar setiap malam mereka tidur bersama Syarat yang tanpa panjang-pendek pikir langsung disetujui si suami.
 
Pada malam pertama, sesuai kesepakatan, mereka pun tidur bersama. Si suami di tengah, istri pertama di sebelah kiri. Istri kedua di sebelah kanan.
 
Naas, beberapa saat ketiganya hendak tertidur, tercium bau kentut tanpa bunyi yang memicu prahara besar pertama dalam keluarga itu.
 
Secara spontan, si suami menendang istri pertama. Si suami lantas berkata “dasar gak punya adab. Kalau makan jengkol, gak usah rakus dong. Kentutmu sudah bangkai ayam dan setan”
 
Istri pertama yang terjatuh dari ranjang itu pun menangis, lalu keluar kamar sambil terisak. Hatinya dongkol.
 
“Itu aku tadi yang kentut Mas” ucap si istri kedua beberapa saat kemudian.
 
“Pantesan kok bau nangka. Harum.” ujar sang suami lantas tersenyum dan mencium dahi istri keduanya.
 
Mendengar cerita beliau, kami pun tertawa terbahak-bahak.
 

-1-
 
Pada suatu momen terpisah, seorang motivator berkata. Di tempat kerja, kita akan dipilih atau dipromosikan atau diistimewakan berdasarkan dua hal: rasa suka atau rasa percaya.
 
Menurutnya, seorang atasan akan memiliki kecenderungan untuk menyukai seseorang dan tidak menyukai sebagian. Alasannya dia suka atau tidak cenderung bersifat pribadi, subjektif, dan tak bisa dinalar. Pilihan dia suka sesuatu atau tidak suka sesuatu cenderung manasuka. Tidak dapat dijelaskan dengan alasan yang bermacam-macam.
 
Bila rasa suka tak berdasar, rasa percaya itu punya landasan. Objektif, tidak bias, dan bisa dinalar dengan mudah. Rasa percaya itu berdasarkan riwayat kerja yang lama. Ketika seorang bisa membuktikan bagaimana dia bisa deliver atau perform, dia akan dipercaya.
 
Bila engkau harus memilih, kata sang motivator, pilihlah menjadi orang yang DIPERCAYA.
 
Karena kamu tidak bisa mengontrol apakah kamu akan disukai atau tidak. Namun, kamu bisa mengontrol apakah kamu akan dipercaya atau tidak. Disukai itu berdasarkan keputusan orang lain. Dipercaya itu berdasarkan keputusanmu sendiri. Kamu memperolehnya sesuai kemampuan dan usahamu.
 
Saya pun manggut-manggut setuju. Betul sekali, kata saya.
 
-2-
 
Seorang teman pernah bercerita tentang kondisi di tempat kerjanya. Dia merasa mendapat pencerahan setelah bekerja beberapa waktu.
 
“Jika atasanmu tidak suka denganmu apa pun alasannya, engkau harus bekerja lebih keras”, simpulnya.
 
“Mengapa?”
 
“Engkau harus mengasah kemampuanmu, berkinerja terbaik berdasarkan kemampuan yang sudah diasah itu, lalu mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya”
 
“Lalu?”
 
“Keluar dari situ. Cara tempat kerja baru yang mengapresiasimu atas dasar kinerja.
 Sambil tersenyum, dia berkata Apa pun yang kamu lakukan, tidak akan pernah diapresiasi di situ. Kinerjamu akan dianggap sebagai prestasi orang lain. Kamu hanya akan dianggap aset. Selama kamu berguna, kamu akan dianggap bagian dari keluarga. Jika tidak, ya kami mungkin akan disingkirkan perlahan. Dilepas tanpa penjelasan.”

 
“Hmm”
 
If Someone Doesn't Appreciate Your Presence, Make Them Appreciate Your Absence
 



-3-
 
Sayangi dirimu sendiri dan jangan tunggu apresiasi dari orang yang takkan pernah menghargai dirimu, ucapnya sambil berlalu.