Mengapa Masih Joko?

Saya adalah pendukung Pak Jokowi-JK, dan saya masih belum menentukan pilihan hingga saat terakhir. Dalam beberapa kesempatan, ada beberapa teman berkampanye di FB yang meminta saya beralih pilihan. Pada akhirnya saya memilih SETIA dengan pilihan saya. Untuk sementara ini, minimal.

sumber: http://bit.ly/1xkh5oa
sumber: http://bit.ly/1xkh5oa
Saya tahu Jokowi diserang banyak kampanye gelap, dan saya tidak menemukan alasan-alasan yang fundamental untuk mengubah pilihan tersebut. Setidaknya hingga sekarang. Beberapa proses penelusuran dengan bantuan Mbak Google membawa saya memantapkan hati pada Pak Jokowi - JK.



Pertama, Pak Jokowi bukan muslim taat. Faktanya, tahun 2003 lalu beliau sudah berhaji, salah satunya bersama Juru Bicara Prabowo - Hatta, Tantowi Yahya. Beliau bahkan sudah terbiasa menjadi Imam Sholat dari dulu (http://bit.ly/V0tekj). Di sisi lain, sebagaimana pengakuannya kepada Tempo, Prabowo bukan muslim taat (http://bit.ly/1vmkv6O). Ini berdasarkan pengakuannya sendiri kepada Tempo. Jadi, kalau ada fakta lagi yang mau disampaikan terkait keraguan ini, saya akan sangat senang hati.

Kedua, Jokowi adalah boneka Mega. Faktanya, sejauh yang saya ketahui, belum pernah ada satu pun keputusan dalam kepemimpinan Jokowi yang dipengaruhi Ibu Mega. Bukannya Ibu Megawati sudah berbesar hati mengutus kader terbaiknya untuk menjadi calon pemegang komando tertinggi republik ini? Menepis egonya sendiri, Ibu Megawati mengantarkan Pak Jokowi sebagai Calon Presiden, padahal Pak Jokowi bukan siapa-siapanya Ibu Mega.

Yang sering dijadikan bukti perihal masalah adalah saat Pak Jokowi mencium tangan Ibu Mega. Bukankah itu adat ketimuran ketika seseorang mencium tangan orang yang lebih tua. Pak Jokowi mengumpulkan dana kampanye dari masyarakat, dan kepada masyarakatlah beliau akan mempertanggungjawabkan kepemimpinannya.

Sementara itu, di belakang Prabowo ada adiknya, Hashim Djojohadikusumo. Bahkan visi misi Prabowo-Hatta disusunnya (http://bit.ly/1r3P9UN). Siapa Hashim ini? Beliaulah penyandang dana salah satu gereja karismatik di Indonesia, lalu apa kaitannya: silakan baca http://bit.ly/1sQlfFk di VOA-Islam.

Ketiga, Jokowi antek asing. Bagaimana bisa beliau jadi antek asing? Bahasa Inggrisnya logat Solo. Sekolah pun di Indonesia semua. Beliau pun hidup sederhana. Sementara itu, seperti yang disampaikan Hashim, Prabowo sangat pro Amerika, lihat infonya di http://bit.ly/1pDC3hy.

Keempat, Jokowi pembohong. Hanya karena belum lima tahun menjabat Gubernur, banyak orang serta-merta menudingnya berbohong. Bukankah mengabdi pada kepentingan bangsa yang lebih besar lebih utama? Di sisi lain, Prabowo, dijanjikan Hashim, akan mengendalikan PKS dan pendukung lainnya (http://bit.ly/SlPdA0). Lalu apa kaitan semuanya, coba baca: http://bit.ly/1sQlfFk.

Saya tidak tahu siapa yang harus dipercayai saat ini. Apakah tautan yang saya sampaikan di atas sudah dibeli semua oleh Remason dan Wahyudi hehehe? Saya tidak tahu.

Saya hanya mengumpulkan info dari berbagai sumber. Kebenarannya saya tidak tahu.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »