Kau datang sebagai anak kecil yang kumal
berbau apek karena pakaianmu sudah tiga hari tak dicuci
padahal engkau berpeluh-peluh dan derasnya basahi sekujur tubuh
kau berwajah melas, sesekali murka, dan menatap tajam pada semua orang.
Kau palingkan muka
pada seorang anak yang dibelai manja
pada seorang anak yang mampu membeli es agar tak lagi dahaga
pada seorang anak yang dibesarkan dengan kasih murni dan lembutnya kata.
Kau tahan tangis
pada cerca dan hina yang menghujam dada
pada harap yang tak juga terlaksana
pada pundak yang tak dapat menyangga.
Anak kecil itu engkau, Dendam;
yang lama bersemayam dan terus membesar.
Engkau yang dulu. Sudah lama sekali
dan tak perlu lagi kau perpanjang.
Damailah engkau hari ini dalam hangat pelukku,
Kan kudekap bekas lukamu, yang dalam;
Kutenangkan guncang jiwamu, yang berontak;
Kuterima engkau dengan segala marahmu, murkamu, sesalmu.
Kepada Dendam yang bersemayam,
lenyaplah engkau dalam sebaik-baik penerimaan
malang 9 Mei 2020