kau, dan kenangan yang kau tinggalkan

bukannya tak ikhlaskan kepergian

bukannya tak relakan kehilangan

bukannya tak terima ketetapan takdir

bukannya tak mampu lanjutkan langkah.


terlalu mendadak kau pergi

terlalu samar untuk bisa dimengerti

terlalu berat untuk ditanggung hati

terlalu aneh untuk benar-benar terjadi.


masih segar ingatanku saat kita bersitatap

di antara dua kaki kau menyelinap

kau ikut hadir saat kami berkumpul dan bercerita

atau berebut potongan ayam di meja makan.


masih segar aroma tubuhmu yang menguar

antara pesing, dan sampo, bau tanah,

yang makin lama makin kurindukan

ingin kuendus sekali lagi.


masih menempel bulu-bulumu di karpet hijau

saat engkau bergelut antara lucu, nakal, atau marah,

yang entah mengapa tak kunjung bisa kuhapus dari ingatan

ingin kuajak main sekali lagi.



mungkin, kini engkau menunggu di gerbang surga

saat kami datang, kau kan berteriak kegirangan

dan kita masuk bersama, bermain di sana.


misho, hadirmu memang tak lama

kenanganmu akan bertahan selamanya.

ya, selamanya






Share this

Related Posts

Previous
Next Post »