Bayangkan skenario di bawah ini.
Bapak-bapak berjaket ijo-ijo khas duduk
berjejer sambil menunggu kasir yang akan memanggil nomor pesanan dan
menyerahkan pesanan mereka. Sebagian saling bercanda dan berbicara. Sebagian
diam saja sambil melihat hape.
Salah satunya, seorang bapak berusia sepuh
sekitar 63 tahun terlihat serius. Sesekali, ia mengecek hape bututnya. Setiap
kali kasir memanggil, ia melihat nomor antreannya untuk mencocokkan.
Di sudut lain restoran, seorang lelaki muda
berbaju biru duduk di salah satu meja yang kosong. Ia sibuk merekap hasil penjualan.
Di depannya, ada kalkulator yang sesekali ia pencet. Tak jarang, ia menuju meja
kasir untuk bercakap-cakap.
Saat sibuk mengotak-atik angka, ia menerima
telepon dari seseorang.
“Siap-siap Pak. Kami pertimbangkan” balasnya sambil
tertawa renyah. Di ujung telepon sana, seseorang menawarkan untuk memperluas dan
memperbesar restoran itu. Ia menawarkan investasi dengan jumlah lumayan banyak untuk
keperluan ekspansi usaha.
![]() |
https://id.quora.com/ |
Tiga Topi Bisnis
Tiga aktivitas di atas dijelaskan secara sangat gamblang oleh seorang penulis buku kenamaan, Keith Cunningham. Ia menjelaskan bahwa di aktivitas bisnis ada setidaknya tiga peran. Analoginya: topi berbeda yang digunakan para pelaku bisnis.Satu, Topi Operator
Dua, Topi Pemilik
Tiga, Topi Investor
Cunningham menegaskan, bila ingin sukses, pemilik bisnis harus bisa berpindah-pindah antara topi, tergantung situasinya. Mereka bisa menjadi operator langsung pada satu momen (mengatasi masalah teknis) dan investor strategis pada momen lainnya (mengevaluasi kampanye pemasaran baru).
Yang tak kalah penting, bila bisnis sudah besar, pemilik harus jadi pemilik dengan mengenakan topi pemilik atau bahkan topi investor. Sebab, karyawan yang memang karyawan sulit untuk mengenakan topi selain topi operator. Tugas karyawan hanya satu: Menyelesaikan tugas secepatnya dan semaksimal yang ia bisa.