puisi - meninggalkan, tinggal, lalu ditinggalkan

*****
Dulu, rumahmu kau tinggalkan
segala kenangan masa kecil kau simpan
semua keraguan kau tampik dan kau abaikan
pada angin segenap kerinduanmu kau titipkan.

Kemudian, bersama kami engkau tinggal
Merajut kenangan demi kenangan
Memicu tawa yang berderai-derai
Menjadi sahabat, menjalin persaudaraan.

Lalu kali ini giliran kami kau tinggalkan
Jejakmu besok akan tersisa kenangan
Kursi dan mejamu jadi saksi kebersamaan
Tawa dan candamu akan selalu dirindukan.

Tapi ya
semua soal meninggalkan, tinggal, lalu ditinggalkan.

Tak perlu bersedih, ucapmu pada suatu sore yang muram
Semua perihal gerak
Air yang diam hanya genangan, yang kotor lalu bau busuk
Peluru yang tak pernah ditembakkan hanya akan jadi amunisi buruk.

Demikian pula engkau
Teruslah bergerak dan menjemput impian
Memulai bangunan besar, yang selalu kau impikan
Dan kau menyebut itu, bangunan cinta dan kasih sayang

Bila lelah dan letih mulai kau rasakan
kau selalu tahu tempat pulang.
Di sinilah engkau kan kami sambut
dan kami suguhi impian dan harapan yang pernah kita rajut


*16 Desember 2020 - Melepas kepergian teman yang akan menikah



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »