Dear K - Jadilah Semut (Amplop 2)

Dear K,

Belajar online pada masa pandemi Covid-19 ini benar-benar pengalaman baru yang tak pernah diantisipasi siapa pun. Kau tidak siap. Ayah pun begitu. Bukan hanya bagi kita, semua orang pun begitu. Tak selalu berjalan mulus. Tak selalu lancar. Kadang semangatmu ambyar perlahan.

Pada satu hari, motivasimu sedang rendah-rendahnya, dan pekerjaan ayah sedang banyak-banyaknya. Kombinasi itu jelas buruk untuk mengawali hari kita berdua yang masih panjang. Namun, toh kita juga berhasil mengatasinya. Bersama-sama. Kita berhasil mencari jalan tengah agar tak ada salah satu dari kita yang menjadi “pihak kalah.”

Ayah senang hari ini engkau mendapat tugas membaca cerita tentang semut dan burung. Berikut nukilan ceritanya.

Pada suatu pagi yang basah karena hujan, semut menikmati pemandangan hutan yang segar dengan riang gembira. Tak jauh dari sana, ia mendengar suara aliran air sungai, yang entah mengapa menarik hatinya. Merasa penasaran, ia pun bergegas menuju asal suara. Saat berada di atas salah satu ranting pohon, semut bersenandung riang, si semut takjub dengan keindahan pemandangan dan sekaligus suara aliran air. "Segar sekali sepertinya air sungai di bawah ini" gumamnya dalam hati.

Ia lalu turun dari batang pohon dan menuju tepian sungai. Karena kurang berhati-hati, ia terpeleset. "Pluk" dan ia pun tercebur ke sungai. Derasnya arus sungai menyeret tubuhnya yang mungil.

“Toloooooooooooooooooong…,” teriak si semut yang panik karena tubuhnya terseret mudah. Sialnya, suara semut terlalu pelan sehingga teredam suara air yang sangat keras.

Di salah satu rating pohon sekitar 500 meter di hilir, seekor burung merpati bertengger asyik menikmati desir angin. Entah digerakkan kekuatan apa, kepalanya menoleh dan matanya tertuju pada sesosok semut yang berjuang menyelamatkan diri di tengah derasnya arus sungai.

“Aku harus menyelamatkannya” pekik si merpati di dalam hati. Si merpati lalu terbang ke tepi sungai dan memungut daun yang jatuh. Ia terbang dan menjatuhkan daun itu di dekat semut. Dengan sekuat tenaga, semut berusaha naik ke daun itu, dan berhasil. Meski sempat terhuyung, si semut akhirnya bisa mencapai daerah pinggiran sungai.

“Terima kasih, ya!” teriak si semut.

Karena suaranya lirih , si merpati tak mendengar dengan jelas lalu terbang sambil tersenyum.

Beberapa minggu berselang, merpati bertengger di salah ranting pohon. Di ketinggian sekitar 15 meter dari tanah, ia bisa melihat pemandangan yang indah sambil menikmati udara yang sejuk.

Ia tak sadar bahwa ada seorang pemburu yang mengarahkan senjatanya ke merpati itu. Si pemburu bergerak perlahan supaya tidak menimbulkan suara. Si merpati tak sadar sedang dalam bahaya.

Saat bersiap menarik pelatuk senjatanya, ia berteriak lantang sekali. Kaget, senjatanya pun lepas dari genggaman. Ternyata, tangannya digigit semut.

Mendengarkan teriakan lantang si pemburu, merpati Iangsung terbang. Ia sadar bahwa ia baru saja lolos dari kematian. Dari kejauhan, ia melihat semut yang melompat dari tangan si pemburu. Sadarlah ia bahwa semut itu telah menyelamatkan hidupnya.

“Terima kasih semut!” teriak merpati sambil terbang menjauh, menghindari si pemburu. Semut pun mendengar kicauan terima kasih si burung. Ia sangat senang karena bisa membalas budi baik merpati.

Dan begitulah cerita itu engkau baca dengan lantang.

Sebagaimana yang diajarkan dan diujikan di buku, pesan moral dari kisah ini adalah kita akan mendapatkan balasan atas kebaikan yang kita lakukan. Sekecil kebaikan itu, kita akan mendapatkan balasannya.

Tak salah memang. Itu benar adanya. Sedikit kebaikan, yang mungkin kau remehkan, bisa jadi kebaikan yang membawamu ke surga.

Namun, bila boleh ayah berpesan, posisikan dirimu sebagai semut saja. Lakukan kebaikan itu karena engkau merasa berutang budi. Atas kebaikan yang pernah dilakukan orang lain, baik kausadari maupun tidak. Atas doa yang dipanjatkan orang lain, entah kau tahu atau tidak. Atas kesehatan yang dianugerahkan Tuhan, pernah kau syukuri atau tidak.

Jadilah semut yang selalu merasa berutang budi dan tak pernah berharap balas budi. Tak mudah, tapi kita harus selalu berusaha...


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »