Dalam hidup ini, kata seorang guru, kita sering diajari bahwa usaha yang kita lakukan seharusnya memberi hasil yang sepadan. Bila kita berbuat baik, minimal kita dapat pujian atau minimal terima kasih. Kita tidak mau ada free rider atau bahkan exploiter.
Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Kadang, ketika kita berkontribusi, timbal balik yang kita harapkan tidak juga muncul. Terasa mengecewakan, dan bahkan kita bertanya-tanya apakah usaha kita ada manfaatnya.
Guru itu berkata bahwa menciptakan nilai bukan tentang menerima balasan. Menciptakan nilai itu memang tujuan keberadaan kita di dunia ini. Kita diutus sebagai pencipta nilai. Setiap tindakan yang bermanfaat bagi orang lain, setiap solusi yang memudahkan hidup orang lain, dan setiap ide yang memperbaiki kondisi adalah sebentuk nilai yang kita cipta.
Menciptakan nilai itu wujud dari memberi—tanpa pamrih dan tanpa syarat. Inilah panggilan kita sebagai manusia untuk meninggalkan dunia ini dalam keadaan yang lebih baik daripada ketika kita terlahir.
Tentu, ada kalanya usaha kita tidak dihargai sebagaimana mestinya. Tetapi apakah itu mengurangi makna dari nilai yang kita ciptakan? Tidak.
Nilai sejati tidak diukur dari pengakuan atau penghargaan, melainkan dari dampaknya terhadap orang lain dan lingkungan di sekitar kita.
Itu kata guru saya.
Rasanya saya perlu belajar lagi.