“Prit” seorang pria meniup peluit. Dia menghentikan lalu lintas dari arah depan. Mobil, truk, dan sepeda motor pun berhenti mengikuti arahan si pria paruh baya, yang menjadi pengatur lalu lintas partikelir ini.
Itulah fenomena
harian yang kita saksikan di Malang dan bahkan di berbagai kota di Indonesia. Kejadian
ini sudah sangat umum
Jangankan berputar
balik di lalu lintas padat, sekedar berbelok pun kita pasti menemui layanan profesi
semacam ini.
Value
Rangkaian-rangkaian
ini tak pernah terpikirkan sampai akhir-akhir ini saya membaca tentang value.
Tindakan apa pun yang kita lakukan sejatinya selalu terkait value.
Kira-kira begini
rangkuman sederhananya.
Saat melakukan tindakan
yang bermanfaat, si A (1) menciptakan value. Misalnya, saat membantu
orang putar balik, ia menciptakan value. Orang yang ia bantu (2) menerima value
atau capture value.
Apabila berterima
kasih dan memberikan uang, si penerima manfaat (2) juga menciptakan value
sebagai timbal balik atau value exchange.
Lalu, si pemberi
manfaat awal (1) bersemangat karena mendapat timbal balik tersebut, lalu kembali
menciptakan value.
Terciptalah
sebuah rangkaian nilai, yang saling berinteraksi. Itulah nilai ekonomis.
Dan itulah kenapa kita harus melakukan
timbal balik agar penciptaan nilai itu harus terus berulang dan kehidupan terus
berputar.
Caranya: sesederhana berterima kasih... apalagi lebih.
Hmmm