“Maaf-maaf nih Pak” ujar Temin. “Kalau ada orang yang setiap kegagalannya disebabkan orang lain, tetapi kesuksesannya dari diri dan sifatnya sendiri, apa itu juga gak masalah?”
“Maksudmu?”
“Bapak kan
bercerita, beberapa orang maunya hanya komplain. Maunya hanya nyari-nyari kesalahan.
Sekecil apa pun dikulik.”
“Betul”
“Apa
mungkin sebenarnya masalahnya bukan di mereka?”
“Maksudmu, aku?”
“Bapak lho
yang bilang”
“Bisa jadi,
Min. Kok baru kepikiran sekarang ya?” balasku. “Fenomena itu namanya self-serving
bias.”
“Maksudnya
Pak?”
“Namanya self-serving
bias. Kecenderungan kita menyalahkan orang lain atas kegagalan, dan
mengaitkan kesuksesan dengan kecerdasan dan sifat diri.”
“Bahaya juga
ya Pak?”
Apa Saja “Bahaya Self-serving Bias”?
“Self-serving
bias itu kayak punya kacamata kuda. Kita cuma ngeliat dunia dari sudut pandang
kita sendiri, yang paling menguntungkan bagi kita. Bahayanya? Banyak banget!”
“Contohnya”
“Tak
sebutin lima.”
1S Satu, gak mau menerima kesalahan. Pernah merasa selalu benar? Itu tuh tanda-tanda self-serving bias. Kalau kita gagal, pasti gara-gara orang lain atau keadaan, bukan karena kesalahan diri sendiri. Padahal, mengakui kesalahan itu langkah pertama buat berkembang.
Dua, hubungan
jadi berjarak. Kalau kita selalu ngebela diri dan nyalahin orang lain, gimana
mau punya hubungan yang baik? Orang-orang di sekitar kita pasti bakal merasa
nggak dihargai dan akhirnya menjauh.
Tiga,
sulit belajar dari pengalaman: Karena kita selalu mencari-cari alasan untuk
membenarkan diri sendiri, jadinya kita susah banget belajar dari kesalahan.
Padahal, pengalaman adalah guru terbaik. Seperti halnya di sampul-sampul buku.
Empat, ambisius
yang kebablasan. Self-serving bias bisa bikin kita jadi terlalu ambisius dan
nggak peduli sama orang lain. Kita cuma fokus sama kepentingan pribadi, tanpa
mau bekerja sama atau berkompromi.
Lima, keputusan
jadi nggak objektif. Saat membuat keputusan, kita cenderung memilih opsi yang
paling menguntungkan diri sendiri tanpa mempertimbangkan dampaknya buat orang
lain atau situasi secara keseluruhan.
Intinya,
self-serving bias itu kayak virus yang bikin kita jadi egois dan sulit
berkembang. Untuk menghindari bahaya ini, kita perlu belajar untuk lebih
objektif, mengakui kesalahan, dan menghargai pendapat orang lain.
“Ingat itu
ya Pak… hehehe” pungkas Temin.