Mungkin Bapak saja yang Berkacamata Kuda - Entri Jurnal #20

“Maaf-maaf nih Pak” ujar Temin. “Kalau ada orang yang setiap kegagalannya disebabkan orang lain, tetapi kesuksesannya dari diri dan sifatnya sendiri, apa itu juga gak masalah?”

“Maksudmu?”

“Bapak kan bercerita, beberapa orang maunya hanya komplain. Maunya hanya nyari-nyari kesalahan. Sekecil apa pun dikulik.”

“Betul”

“Apa mungkin sebenarnya masalahnya bukan di mereka?”

“Maksudmu, aku?”

“Bapak lho yang bilang”

“Bisa jadi, Min. Kok baru kepikiran sekarang ya?” balasku. “Fenomena itu namanya self-serving bias.”

“Maksudnya Pak?”

“Namanya self-serving bias. Kecenderungan kita menyalahkan orang lain atas kegagalan, dan mengaitkan kesuksesan dengan kecerdasan dan sifat diri.”

“Bahaya juga ya Pak?”

Apa Saja “Bahaya Self-serving Bias”?

“Self-serving bias itu kayak punya kacamata kuda. Kita cuma ngeliat dunia dari sudut pandang kita sendiri, yang paling menguntungkan bagi kita. Bahayanya? Banyak banget!”

“Contohnya”

“Tak sebutin lima.”

1S  Satu, gak mau menerima kesalahan. Pernah merasa selalu benar? Itu tuh tanda-tanda self-serving bias. Kalau kita gagal, pasti gara-gara orang lain atau keadaan, bukan karena kesalahan diri sendiri. Padahal, mengakui kesalahan itu langkah pertama buat berkembang.

Dua, hubungan jadi berjarak. Kalau kita selalu ngebela diri dan nyalahin orang lain, gimana mau punya hubungan yang baik? Orang-orang di sekitar kita pasti bakal merasa nggak dihargai dan akhirnya menjauh.

Tiga, sulit belajar dari pengalaman: Karena kita selalu mencari-cari alasan untuk membenarkan diri sendiri, jadinya kita susah banget belajar dari kesalahan. Padahal, pengalaman adalah guru terbaik. Seperti halnya di sampul-sampul buku.

Empat, ambisius yang kebablasan. Self-serving bias bisa bikin kita jadi terlalu ambisius dan nggak peduli sama orang lain. Kita cuma fokus sama kepentingan pribadi, tanpa mau bekerja sama atau berkompromi.

Lima, keputusan jadi nggak objektif. Saat membuat keputusan, kita cenderung memilih opsi yang paling menguntungkan diri sendiri tanpa mempertimbangkan dampaknya buat orang lain atau situasi secara keseluruhan.

Intinya, self-serving bias itu kayak virus yang bikin kita jadi egois dan sulit berkembang. Untuk menghindari bahaya ini, kita perlu belajar untuk lebih objektif, mengakui kesalahan, dan menghargai pendapat orang lain.



“Ingat itu ya Pak… hehehe” pungkas Temin.

 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
$-)
(y)
(f)
x-)
(k)
(h)
cheer