Cara Terkejam Menghukum Seseorang - Entri Jurnal #28

Seorang teman baru bercerita betapa ia senang ditanya kondisi saat sedang terbaring sakit. Baginya, itu tak menerobos batas privasi yang ia tetapkan.

Malah, lebih kepada sebentuk kepedulian.

Orang peduli tentang kehadirannya. Ia punya makna.

Ternyata betul dugaan kita semua, kepedulian sekecil apa pun selalu berguna.

Bahkan bila kepedulian itu dalam bentuk kebencian.

Diabaikan dan tidak dihiraukan selalu lebih sakit. Rasa sakit karena diabaikan dan dianggap tidak ada sering kali lebih menyakitkan dibandingkan dibenci.

Ketika seseorang dibenci, itu setidaknya menunjukkan ada perhatian atau emosi yang diarahkan kepada mereka. Namun, diabaikan membuat seseorang merasa tidak terlihat, tidak berharga, dan tidak dianggap penting.



Ada sekitar empat penjelasan.

Pertama, rasa tidak diakui. Ketika diabaikan, seseorang merasa identitas dan keberadaannya tidak dihargai. Akibatnya bisa berubah menjadi luka emosional yang dalam.

Kedua, kehilangan koneksi. Sebagai makhluk sosial, kita butuh interaksi dengan orang lain. Ketika diabaikan, seseorang kehilangan rasa keterhubungan itu. Akibatnya rasa sepi dan sendiri.

Ketiga, meningkatkan rasa tak percaya diri. Diabaikan sering kali membuat seseorang meragukan makna diri, bertanya-tanya apakah mereka cukup baik atau layak.

Keempat, efek psikologis yang dalam. Penelitian menunjukkan bahwa rasa diabaikan memengaruhi otak dengan cara yang sama seperti rasa sakit fisik. Artinya, dampak emosional pengabaian itu begitu serius.

Thus, bila ingin menyiksa seseorang, cukup abaikan saja. Itulah hukuman terkejam yang bisa kita berikan. Bila masih peduli, kita tunjukkan kepedulian.

Sayangnya, kita sekarang lebih senang menerimanya, bukan sebaliknya. Memberikannya meski seminimal tersenyum...

Share this

Related Posts

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
$-)
(y)
(f)
x-)
(k)
(h)
cheer