Nilai itu Kita Simpan atau Kita Ciptakan? - Entri Jurnal #32

Salah satu tetangga, sebut saja Robert, selalu menyimpan barang yang bahkan sudah tidak dia perlukan. Baju misalnya. Baju masa kecilnya yang sudah robek tidak mau dia buang atau diubah peruntukannya menjadi serbet misalnya.
 
Apa penyebabnya?
 
Robert pernah mengalami kesulitan ketika kecil. Ia pun jadi cemas saat membuang suatu barang karena bisa jadi barang itu masih diperlukan. Itulah nilai. Nilai yang kita internalisasi.
 
Nilai semacam ini disebut juga nilai eksperiensial, menurut Viktor Frankl.
 
Lengkapnya, Viktor Frankl mengategorikan nilai menjadi tiga.
 
1.       Nilai pengalaman (experiential).
2.       Nilai kreatif (creative).
3.       Nilai sikap (attitudinal).
 
Nilai pengalaman itu berasal dari pengalaman dan interaksi kita dengan dunia sekitar. Termasuk di dalamnya jalan-jalan di hutan, momen mendalam, atau sekadar melihat senja.
 
Nilai kreatif muncul dari tindakan mencipta—apa yang kita kontribusikan kepada dunia melalui keterampilan, bakat, dan kerja keras. Misalnya, seperti menulis tulisan ini. Ini semacam pengejawantahan dari nilai kreatif.
 
Nilai sikap merujuk pada bagaimana respons kita terhadap penderitaan, kesulitan, atau keadaan di luar kendali. Misalnya, kita harus bayar SPP anak, harus bayar tagihan listrik, dan beli makanan kucing, sementara keuangan kita sedang tidak stabil. Lalu, kita tersenyum dan mengumpulkan ketenangan untuk memecahkan masalah ini.
 
Jadi, ada nilai yang kita petik lalu kita resapi dan tanamkan di dalam diri, lalu kita pelihara untuk kemudian tumbuh menjadi nilai eksternal. Nilai dari pengalaman itu kita semai lalu kita jaga dengan nilai dari sikap dan menumbuhkan nilai kreatif, yang dengannya kita menciptakan nilai atau create value. #insideout
 
 
 



 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
$-)
(y)
(f)
x-)
(k)
(h)
cheer