Setelah menulis Gus
Dur & Isuk Tempe Sore Dele, saya share tulisan
itu kepada teman saya yang curhat tentang atasannya itu.
Saya pun menyertakan tulisan di bawah ini:
“Ternyata isuk tempe, sore dele itu maksudnya:
yg sdh diputuskan mentah lagi jadi kedelai Mar. Padahal untuk sampai tempe, dahlah
rapat dan diskusinya panjang nian.”
“Fermentasinya
gak berhasil. Mungkin raginya kedaluwarsa” ujarnya sambil menyertakan emotikon
ketawa.
Saya pun ikut ketawa dengan simpulannya.
Lalu, ragi kedaluwarsa itu mengusik pikiran
saya. Apa yang membuat kedelai gagal terfementasi sempurna?
Ternyata, ada berbagai tahapan pembuatan tempe.
Pertama bahan.
Ada dua bahan: kedelai dan ragi. Pastikan keduanya berkualitas baik.Kedua proses.
Prosesnya: Persiapan bahan:- Pembersihan: Cuci kedelai hingga bersih untuk menghilangkan kotoran.
- Perendaman: Rendam kedelai dalam air bersih selama 8–12 jam. Proses ini membuat kedelai lunak dan memulai dehulasi (pengelupasan kulit).
- Pemasakan: Rebus kedelai hingga matang selama 30–60 menit untuk membunuh mikroorganisme lain dan mempercepat fermentasi.
- Pengelupasan kulit: Hilangkan kulit kedelai yang sudah lunak dengan tangan atau alat khusus.
- Pengeringan: Tiriskan kedelai agar tidak terlalu basah.
- Tambahkan ragi tempe ke kedelai yang sudah dingin (suhu sekitar 30°C). Campur secara merata dengan takaran 1 gram ragi untuk 1 kg kedelai.
- Masukkan kedelai yang telah dicampur ragi ke dalam plastik atau daun pisang.
- Plastik biasanya diberi lubang kecil agar udara masuk, membantu pertumbuhan jamur.
- Simpan kedelai yang sudah dikemas di tempat bersih, dengan suhu 30–35°C, selama 24–48 jam.
- Periksa secara berkala untuk memastikan tidak ada kontaminasi.
Ketiga lingkungan.
Ada tiga lingkungan yang harus dipastikan saat membuat tempe.· Suhu: Suhu optimal adalah 30–35°C. Jika terlalu panas (>40°C), jamur mati; jika terlalu dingin, fermentasi lambat.
· Kelembapan: Lingkungan dengan kelembapan sedang diperlukan agar proses fermentasi berjalan baik, tetapi kedelai tidak boleh terlalu basah.
· Sirkulasi udara: Udara yang cukup membantu pertumbuhan jamur, karena jamur membutuhkan oksigen.
Keempat kompetensi teknis.
beberapa hal berikut:
· Kebersihan: Proses harus steril untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme lain.
· Ragi berkualitas: Gunakan ragi segar dan simpan di tempat kering sebelum digunakan.
· Konsistensi suhu: Hindari fluktuasi suhu agar fermentasi berjalan optimal.
Dari penjelasan di atas, ternyata kegagalan proses fermentasi bukan hanya terletak pada ragi. Bisa saja karena kebersihan, konsistensi suhu, atau proses persiapan, pencampuran, atau pengemasan.
Kalau tidak
mau memulai proses untuk melaksanakan rencana, berarti penyebabnya bukan kekurangan
ragi, tetapi kebanyakan ragu hehe.