Gus Dur & isuk tempe sore dele - Entri Jurnal #30

Salah seorang teman bercerita tentang atasannya, yang punya banyak rencana. Sayang, rencana tak terlaksana.

Rencana A, yang dilakukan B.

Ceritanya mengingatkan saya pada salah satu humor khas Gus Dur. Beliau pernah menyampaikan sindiran jenaka tentang sifat bangsa-bangsa di dunia, terutama terkait pekerjaan. Menurut Gus Dur, ada empat macam sifat bangsa di dunia ini:

Satu, sedikit bicara, sedikit kerja — contohnya Nigeria dan Angola

Dua, sedikit bicara, banyak kerja — seperti Jepang dan Korea Selatan.

Tiga, banyak bicara, banyak kerja — misalnya Amerika Serikat dan China.

Empat, banyak bicara, sedikit kerja — contohnya Pakistan dan India.

Lalu salah seorang pendengar bertanya, “Kalau Indonesia kira-kira masuk kategori yang mana, Gus?”

Gus Dur lantas menjawab dengan santai, “Indonesia tidak masuk ke dalam empat kategori itu.”

“Lho, kok bisa, Gus?”

Sambil tersenyum dengan gaya khasnya, Gus Dur menjawab, “Karena di Indonesia, antara yang dibicarakan dan yang dikerjakan beda.”

Beda Rencana, Beda Kerja


Kondisi seperti ini mengingatkan saya pada istilah yang dipopulerkan salah seorang dosen saat masih kuliah di UMM.

Beliau bercerita tentang falsafah Jawa: Isuk tempe sore dele. Jika diartikan secara harfiah, maknanya "pagi tempe sore kedelai."

Yang diucapkan berbeda setiap waktunya. Dan yang sudah pagi diputuskan untuk jadi tempe, malah mentah lagi menjadi kedelai pada sore harinya.

Beh, ancor pessena tellor
 


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
$-)
(y)
(f)
x-)
(k)
(h)
cheer