Bayangkan saat kita sedang belajar naik sepeda. Awalnya, kita terjatuh berkali-kali, lecet, dan wajah pun memerah karena malu.
Ayah kita tersenyum sambal menyemangati “Nggak apa-apa, coba lagi. Semua orang juga pernah jatuh.”
Di sisi lain, ada teman dan tetangga yang hanya berdiri di pinggir jalan. Ia tertawakan setiap kita jatuh. Tidak mencoba membantu, hanya mengomentari saja.
Kita akhirnya belajar bahwa yang menyemangati adalah mereka yang pernah mencoba dan mengerti artinya perjuangan.
Sedangkan yang menertawakan? Mereka hanya penonton yang tidak berani ikut bermain.
Begitu pun pengusaha yang sukses, content creator yang berpengalaman, dan atlet professional, mereka tidak akan mengejek.
Mereka tahu rasanya mulai dari nol. Yang mencemooh justru mereka yang tidak melakukan apa-apa.
Jadi, mengapa harus mendengar yang seperti itu? Tetap maju. Bukankah tujuan kita adalah menjadi lebih baik, bukan untuk memuaskan komentar mereka?
Kata seseorang pagi ini saat melihat tweet dari @jejakrasa:
Pengusaha ga akan ngatain lo ketika lo baru mau mulai bisnis, content creator ga akan ngatain lo ketika lo baru mau mulai bikin konten dan atlit juga ga akan ngatain lo ketika akhirnya lo olahraga.
Yang ngatain lo ketika baru melakukan sesuatu adalah orang-orang yang ga melakukan apa-apa dan ga jadi apa-apa.
Masa iya mau dengar orang kayak gitu dan ga maju.