Diari Syukurku #8: Service Excellence dari Sopir

Hari Ahad lalu, saya mengantar keponakan untuk membeli sepeda motor baru. Motor ini akan menemaninya selama kuliah. Kuliah sekarang harus mobile, dan punya sepeda motor sudah jadi kewajaran. Saya dan istri dimintai tolong oleh orang tuanya untuk menemani.

"Kira-kira kapan motornya akan diantar?" tanya saya kepada pihak dealer setelah melihat warna, stok, dan sepakat harga.

"Untuk Bapak, 24 jam!" jawab Mas Dika, staf marketing dealer, dengan sigap.

Benar saja. Tidak sampai dua hari, sepeda motor berwarna biru matte itu sudah tiba di rumah saya. Tadinya, saya kira motor akan diantar setelah Magrib. Tepat jam delapan malam, motor itu datang. Betul juga, ba'da isya kan juga habis maghrib.

Ternyata yang mengantar motor itu bukanlah sopir pengantar, melainkan seorang petugas bengkel bernama Adi. Badannya kurus, dan matanya terlihat lelah.

"Sopir belum datang, jadi saya ditugaskan untuk mengantar, Pak," jelasnya. Sebenarnya ini di luar tanggung jawabnya.

"Kenapa tidak diantar besok saja?" tanya saya.

"Kalau nunggu besok, pekerjaan numpuk, Pak," jawabnya. "Kadang saya pun mengantar sampai jam 12 malam".

Saya menyadari satu hal. Di dealer ini, setiap karyawan harus multi-tasking. Mereka tidak hanya fokus pada satu pekerjaan, tetapi juga luwes dalam mengerjakan tugas di bagian lain. Orang bengkel bisa jadi sopir yang bisa mengantar sepeda motor setelah tugas utamanya selesai.

Tujuannya cuma satu: membuat pelanggan senang. Kalau pelanggan senang, mereka akan kembali. Itulah rahasia dari bisnis yang berkelanjutan. 

Bila bisnis terus berjalan, para karyawan tetap bisa bekerja. Dan semua orang happy.

Bukannya begitu?




Share this

Related Posts

Latest
Previous
Next Post »