Santiago, seorang gembala muda dari perbukitan Andalusia, hidup sederhana dan sudah puas dengan kawanan dombanya. Namun, hatinya tak pernah tenang. Berulang kali, ia dihampiri mimpi yang sama: seorang anak kecil menuntunnya ke Piramida Giza di Mesir lalu menunjukkan lokasi sebuah harta karun tersembunyi.
Mimpi itu terasa begitu nyata hingga Santiago percaya bahwa itu isyarat takdir. Ia pun memutuskan untuk keluar dari zona nyaman. Ia menjual domba-domba kesayangannya lalu memulai perjalanan panjang yang penuh ketidakpastian.
Di tengah petualangannya, semesta seakan mengirimkan guru-guru tak terduga:
Ia bertemu Melkisedek, seorang raja tua misterius yang memperkenalkan konsep "Legenda Pribadi"—takdir yang menanti setiap manusia jika mereka berani mengejarnya.
Di sebuah kota kecil, ia bekerja pada seorang pedagang kristal. Dari pedagang itu, Santiago belajar bahwa kerja keras dan ketekunan adalah jalan untuk mewujudkan impian, meski impian itu mungkin tak pernah tergapai.
Di gurun pasir yang luas, ia bertemu dengan seorang Inggris yang terobsesi pada ilmu alkimia, membuka mata Santiago pada dunia pengetahuan yang lebih dalam. Di sana pula, ia menemukan cinta sejati pada diri Fatima, seorang gadis gurun yang mengajarkan arti pengorbanan dan penantian.
Puncak perjalanannya adalah saat ia bertemu Sang Alkemis legendaris. Alkemis ini bukan hanya mengajarinya cara memahami Bahasa Semesta dan menyatu dengan Jiwa Dunia. Beliau juga menjadi mentor spiritual yang mengantarnya pada pemahaman bahwa harta sejati bukanlah emas, melainkan perjalanan itu sendiri—pengetahuan dan kebijaksanaan yang ditempa oleh pengalaman.
Namun, kejutan terbesar menantinya di ujung perjalanan. Setelah menempuh ribuan kilometer hingga ke Mesir, Santiago mendapati bahwa harta karun itu tidak ada di sana. Justru, ia menemukan petunjuk bahwa harta itu tersembunyi di tempat ia memulai perjalanan. Tepatnya, di reruntuhan gereja tua tempat ia tidur bersama domba-dombanya.
Santiago pun kembali. Ia menggali di bawah pohon sycamore, dan benar saja, sebuah peti penuh harta karun menantinya. Ia telah menemukan apa yang ia cari.
Lebih dari itu, ia telah menemukan dirinya sendiri. Santiago belajar bahwa takdir adalah sebuah siklus, dan untuk menemukan harta sejati, seseorang harus berani meninggalkan apa yang ia miliki dan kembali ke akarnya dengan jiwa yang telah diperkaya.
Itulah sinopsis dari buku Alchemist yang ditulis oleh Paulo Coelho.
Buku ini muncul di benak saat aku menulis tentang interaksi. Rupanya, inti dari hidupku tentang interaksi. Berinteraksi secara horizontal dan vertikal. Adakalanya, interaksi menghasilkan kecewa, sesekali menghadirkan bahagia. Untuk memahami itu, aku harus menjalani perjalanan panjang. Panjang sekali dan melelahkan...
Dan ternyata jawabannya malah kutemukan di rumah, tempatku memulai pencarian.